BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kita
tak mengetahui persis kapan tepatnya ide nasionalisme ini muncul. Banyak yang
beranggapan bahwa nasionalisme berkaitan erat dengan kekhasan etnis yang
barangkali sama tuanya dengan sejarah. Sejak zaman kuno, kita menyaksikan
manusia telah mencoba mengelompokkan dirinya dalam suatu hubungan sosial yang
dibatasi oleh kesamaan budaya, bahasa, etnis maupun agama atau kepercayaan.
Seperti komunitas awal Saxon, Angle dan Norman yang diyakini sebagai nenek
moyang bangsa Inggris; Kerajaan Yamato (abad 4-7 M) dengan pemujaan dewi
matahari Amaterasu sebagai asal muasal bangsa Jepang;1 dan sejarah Piasts
(10-12 M) yang menjadi komponen munculnya Polandia sebagai sebuah bangsa.
Pada
abad ke 19 ide nasionalisme baru diargumentasikan secara ilmiah. Adalah Johann
Gottlieb Fichte (seorang filsuf Jerman) yang mengenalkan ide nasionalisme
-sebagai doktrin ikatan kebangsaan- dalam karyanya “Addresses to The German
Nation”.2 Secara etimologis, sebagaimana yang dijelaskan oleh Roger Griffin,
nasionalisme berasal dari kata nation (bangsa) yang berasal dari bahasa latin
natio. Kemudian istilah nasionalisme merujuk pada makna daya hidup “kekuasaan
rakyat” baru yang di Prancis sanggup menumbangkan sebuah kerajaan.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Paham Nasionalisme di Eropa pada Abad-19 ?
2.
Bagaimana Peristiwa perang Krim (1854-1856) ?
3.
Bagaimana Perjuangan Penyatuan Italia ?
4.
Bagaimana Perjuangan Penyatuan Jerman ?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui Paham Nasionalisme di Eropa pada Abad-19
2.
Untuk mengetahui Peristiwa perang Krim (1854-1856)
3.
Untuk mengetahui Perjuangan Penyatuan Italia
4.
Untuk mengetahui Perjuangan Penyatuan Jerman
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Paham Nasionalisme di Eropa pada Abad-19
Paham
nasionalisme berkembang dari Eropa dan sejak abad ke-19 menyebar ke berbagai
negara di dunia, termasuk Indonesia. Secara etimologis nasionalisme berasal
dari bahasa Inggris, yaitu nation yang artinya bangsa. Di Eropa paham
nasionalisme dipicu oleh berbagai peristiwa, seperti terjadinya Revolusi
Prancis, Revolusi Industri di Inggris, dan juga Revolusi Amerika. Beberapa
tokoh seperti Hans Kohn, Lothrop Stoddard, dan Otto Bouer memberikan definisi
tentang nasionalisme. Hans Kohn menyebutkan bahwa nasionalisme merupakan suatu
paham yang menempatkan kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada
negara dan bangsa. Lothrop Stoddard memandang nasionalisme sebagai suatu
kepercayaan yang hidup dalam hati rakyat yang berkumpul menjadi suatu bangsa.
Otto Bouer mengartikan paham nasionalisme muncul dikarenakan adanya persamaan
sikap dan tingkah laku dalam memperjuangkan nasib yang sama, misal akibat
adanya persamaan penderitaan dan kesengsaraan sebagai bangsa yang terjajah.
Dari
pendapat-pendapat di atas, secara garis besar nasionalisme diartikan sebagai
suatu paham atau kesadaran rasa kebangsaan sebagai bangsa yang didasarkan atas
adanya rasa cinta kepada tanah air dalam mencapai, mempertahankan, mengabadikan
identitas, dan integrasi kekuatan bangsanya.
Paham
nasionalisme yang berkembang di Eropa tersebut pada perkembangan selanjutnya memberikan
pengaruh terhadap tumbuh kembangnya nasionalisme di kawasan Asia-Afrika,
khususnya di Indonesia. Paham nasionalisme di kawasan Asia-Afrika secara
objektif didorong oleh berbagai faktor, di antaranya persamaan keturunan,
bahasa, budaya, kesatuan politik, adat istiadat, tradisi, agama, dan lain-lain.
Konsep
nasionalisme semakin berkembang dan menjadi wacana yang banyak mendapat
perhatian, diperdebatkan dan dianut oleh berbagai negara di dunia setelah
berlangsungnya Perang Dunia I. Negara-negara yang pertama menganut paham
nasionalisme adalah Inggris, Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat.
Masing-masing negara tersebut menyadari akan pentingnya semangat kebangsaan
dengan didasarkan pada:
a.
Keinginan untuk dapat bersatu dengan semangat kesetiakawanan yang tinggi
b.
Adanya persamaan nasib;
c.
Perasaan bersatu antara manusia dengan tempat tinggalnya.
Perkembangan
nasionalisme Eropa berlangsung ketika terjadi pergantian tatanan kehidupan
masyarakat, yaitu dari masyarakat feodal menuju masyarakat industri. Perubahan
dan pergantian tersebut diawali dengan terjadinya Revolusi Industri di
Inggris.Revolusi Industri ini pada akhirnya membawa masyarakat pada sistem
kehidupan kapitalis dan liberalis.
a.
Inggris
Semangat
kebangsaan kembali dihidupkan oleh bangsa Inggris dengan diilhami oleh semangat
kebangsaan Yahudi (Ibrani) yang berkembang di Palestina pada abad ke-1 SM.
Nasionalisme Inggris yang tinggi dapat terlihat pada beberapa semboyannya,
seperti Right or Wrong is My Country (Benar atau Salah, Inggris adalah tetap
Negeriku), Rules Britania, English Rules the Waves (Menguasai Inggris, Inggris
menguasai lautan), dan The White Man’s Burden (Tugas Suci Orang Kulit Putih).
Melalui semboyan-semboyan tersebut, Inggris berusaha untuk menjadi bangsa yang
kuat dan memiliki imperium yang luas di dunia. Nasionalisme di Inggris sejalan
dengan konsepsi kemerdekaan perseorangan serta hak-hak asasi yang berkembang
dalam kekuasaan demokrasi parlementer dan tertuang dalam piagam Bill of Right
(1689).
b.
Prancis
Perkembangan
nasionalisme Eropa setelah Inggris terjadi di Prancis.Nasionalisme di Prancis
banyak diilhami oleh Revolusi Amerika 1776 dan piagam Bill of Right, Inggris.
Semangat nasionalisme Prancis diwujudkan bentuk Revolusi Prancis yang terjadi
pada tahun 1789. Semangat nasionalisme dalam revolusi ini bertujuan untuk
menolak absolutisme raja Prancis yang banyak melakukan tindakan sewenang-wenang
dalam menjalankan kekuasaannya.
c.
Jerman
Di
Jerman semangat nasionalisme dikobarkan di bawah kepemimpinan Raja Friederich
II, Otto Von Bismarck, dan Hitler. Berbagai propaganda dikumandangkan untuk
mewujudkan semangat nasionalisme di Jerman, terutama dengan membentuk sikap
warga Jerman yang merasa unggul jika dibandingkan bangsa lain. Hal ini salah
satunya tampak pada politik Lebensrum Jerman pada masa Hitler.
d.
Amerika Serikat
Amerika
sebagai salah satu koloni Inggris mengobarkan semangat nasionalismenya
berdasarkan semangat kemerdekaan, kebebasan, dan toleransi yang tertuang dalam
Declaration of Independence (Pernyataan Kemerdekaan) tanggal 4 Juli 1776.
Selain
negara-negara yang telah disebutkan di atas, nasionalisme dianut pula oleh
Bangsa Slav, Italia, Jepang, dan lain-lain. Bangsa Slav mengobarkan semangat
nasionalismenya melalui gerakan Pan Slavisme-nya yang bertujuan untuk membangun
kejayaan dan kebesaran bangsa Slav. Begitu pula dengan Italia, mengumandangkan
semangat nasionalismenya melalui semboyan Italia La Prima (Italia sebagai
Kerajaan Dunia). Adapun Jepang sebagai satu-satunya negara di Asia mencoba
untuk meniru mereka dengan semboyan Hakko Iciu. Oleh karena itu, tidaklah
mengherankan apabila dalam kurun waktu tersebut, Kolonialisme melanda di setiap
penjuru dunia. Negara-negara Eropa saling bersaing untuk mewujudkan semboyan
dengan mencari dan menanamkan kekuasaan di tanah jajahan ke kawasan
Asia-Afrika, termasuk kepulauan Indonesia.
Pada
awal pertumbuhannya, nasionalisme dalam kekuasaan feodal diwujudkan dalam
bentuk rasa setia kepada raja, bangsawan, dan golongan gerejawan. Pada
perkembangan selanjutnya, legitimasi kekuasaan seorang raja, bangsawan, dan
gerejawan mulai terdesak dengan hadirnya golongan borjuis yang menguasai
perdagangan dan industri. Dalam interaksinya, golongan borjuis ini menunjukkan
sikap yang tidak mau terikat, mereka ingin bebas berusaha, bersaing, dan
mengumpulkan keuntungan sebanyak mungkin. Lebih jauh lagi, semangat kebebasan
persaingan ini kemudian melahirkan semangat liberalisme.
Semangat
liberalisme ini memiliki pandangan bahwa suatu negara akan menjadi kuat bila
timbul ambisi untuk mengembangkan negaranya. Upaya yang dilakukan untuk
mencapai semua itu perlu didukung dengan angkatan perang yang kuat dan setelah
merasa kuat, maka mereka berusaha mengembangkan diri ke wilayah lain dan terjadilah
penjajahan.
B. Peristiwa perang Krim
(1854-1856)
Perang
Krimea (1853–1856) adalah pertempuran yang terjadi antara kekaisaran Rusia
melawan sekutu yang terdiri dari Perancis, Britania Raya, Kerajaan Sardinia,
dan Kesultanan Utsmaniyah. Kebanyakan konflik terjadi di semenanjung Krimea,
dengan pertempuran lainnya terjadi di Turki barat dan laut Baltik. Perang
Krimea kadang-kadang dianggap sebagai konflik modern pertama yang memengaruhi
peperangan pada masa depan.Perang Krimean dikenal dengan nama yang berbeda. Di
Rusia dikenal sebagai "Perang Oriental" (bahasa Rusia: Восточная
война, Vostochnaya Voina), dan di Britania pada saat itu kadang-kadang dikenal
sebagai "Perang Rusia".
Perang
Krimean terkenal karena kesalahan logistik dan taktis pada kedua belah pihak.
Namun, itu dianggap menjadi perang "modern"yang pertama, seperti
"memperkenalkan perubahan-perubahan teknis yang memengaruhi tata
peperangan dimasa depan," termasuk taktis penggunaan pertama kereta api
dan telegraf.Hal ini juga terkenal bagi pekerjaan Florence Nightingale, yang
mempelopori praktik keperawatan modern ketika merawat tentara Inggris yang
terluka
Ketegangan
Pra-pertempuran Konflik atas Tanah Suci
Rangkaian
peristiwa yang membuat Perancis dan Inggris menyatakan perang terhadap Rusia
pada tanggal 27 Maret dan 28 Maret 1854dapat dilacak pada peristiwa kudeta pada
tahun 1851 di Perancis. Napoleon III mengirim duta besar untuk Kekaisaran
Ottoman dan berusaha memaksa Ottoman untuk mengakui Perancis sebagai
"penguasa yang berdaulat" di Tanah Suci.Rusia membantah perubahan
"penguasa" baru di Tanah Suci. Merujuk pada dua perjanjian
sebelumnya, yaitu tahun 1757 dan yang lain pada tahun 1774, Ottoman mengubah
keputusan mereka sebelumnya, membatalkan perjanjian Perancis dan bersikeras
bahwa Rusia adalah pelindung orang-orang Kristen Ortodoks di Kerajaan Ottoman.
Napoleon
III menjawab dengan unjuk kekuatan, mengirimkan armada kapal Charlemagne ke
Laut Hitam, yang merupakan pelanggaran terhadap Konvensi Selat London.Pamer
kekuatan Prancis dikombinasikan dengan diplomasi dan uang yang agresif, memaksa
Sultan Abdülmecid I untuk menerima perjanjian baru, mengakui Perancis dan
Gereja Katolik Roma sebagai otoritas Kristen tertinggi di Tanah Suci dengan
kontrol atas tempat-tempat suci Kristen dan memiliki hak atas Gereja Nativity,
yang sebelumnya dipegang oleh Gereja Ortodoks Yunani.
Tsar
Nicholas I kemudian mengirimkan angkatan perang korp ke-4 dan ke-5 di sepanjang
Sungai Danube, dan menugaskan Count Karl Nesselrode, menteri luar negerinya,
untuk melakukan pembicaraan dengan kekaisaran Ottoman. Nesselrode mengutarakan
hal tersebut kepada Sir George Hamilton Seymour, Duta Besar Inggris di St
Petersburg.
Florence
Nightingale menyadari akan pentingnyasuatu pendidikan khusus perawat, saat itu
adalah perang Krim di tahun 1854-1856antara Roma dan Turki, Nightingale
membantu orang-orang dalam yangkorban perangdalam kesehatannya. Sehingga dia
mendirikan suatu rumah sakit yang bernama ThomasHospital, dan medirikan sekolah
yang bernama Nightingale Nursing School.Sehingga dengan adanya pemikiran dan
pembangunan-pembangunan oleh Nigtingalemaka dia mengatur dan mendefinisikan
system atau konsep-konsep dan teori keperawatan.
C.
Perjuangan Penyatuan Italia
Penyatuan
Italia dan Italia liberti dikenal dengan istilah unifikasi Italia.Semenanjung
Italia terdiri dari banyak negara di dalamnya,termasuk negara Italia
sendiri.Kekaisaran Romawi barat menjadi penguasa atas seluruh negara-negara di
semenanjung Italia hingga akhir abad ke 5.Setiap negara hanya di pimpin oleh
kaum bangsawan atau tuan tanah yang di anggap berpengaruh.
Seperti
halnya di negara Italia tengah,yaitu negara paus yang ibukotanya berada di
Roma.Akibatnya banyaknya negara-negara kecil dengan sistem pemerintahan yang
tidak kuat,membuat stabilitas politik dan keamanan masing-masing negara sering
mengalami gangguan.Terutama gangguan dari negara-negara asing yang ingin
menguasai seluruh negara di semenanjung Italia.
Salah
satu negara yang berambisi besar menguasai semenanjung Italia adalah
Prancis.pada abad ke 18,Italian bagian utara jatuh ke tangan penguasa
Prancis,Napoleon.Kemenangan Prancis membuat penguasa negara tersebut bebas
membentuk negara boneka di dalamnya.
Negara-negara
di bagian utara Italia itu antara lain adalah
Venezia,Lombardy,Modena,parma,Sardinia, dan Tuscany.Namun di tahun
1815,kekuasaan Prancis di semenanjung Italia bagian utara melemah,di susul
dengan mundurnya Napoleon sebagai pemimpin.Kemunduran Prancis membuat
negara-negara di semenanjung utara bisa mendapatkan kemerdekaannya kembali.
Kedati
Prancis mengaku kalah,namun seluruh negara di semenanjung Italia harus tunduk
di bawah kekuasaan rival Prancis yakni kekaisaran Austria.Austria sendiri
merupakan salah satu bagian dari negara adi daya Jerman yang turut memberi
pengaruh besar terhadap peradaban dunia.Kebijakan tersebut membebani perasaan
rakyat di semenanjung Italia.Adanya pengaruh bangsa lain di negara mereka
membuat kehidupan rakyat terasa di atur dan di kekang oleh penguasa asing.
Akibatnya
rakyat murka.dan ingin menyatukan seluruh negara di semenanjung Italia menjadi
satu negara utuh.Sehingga pada abad ke 19 di bentuklah suatu organisasi yang
diberi nama Corbanari.Tujuannya untuk mengkomodir keinginan rakyat yang ingin
membentuk suatu negara utuh di semenanjung Italia.Organisasi Carbanari juga
dibentuk untuk membentengi negara dari pengaruh yang lebih besar lagi dari
bangsa asing.Italia bagian utara memang banyak di incar oleh negara-negara di
dunia karena pasukan militer dan elit politik yang tangguh.Organisasi ini juga
di lengkapi dengan tokoh-tokoh yang kemudian oleh bangsa Prancis di sebut
pahlawan dalam sejarah unifikasi Italia.
Upaya
memperjuangkan negara-negara di semenanjung Italia ini bukanlah perkara
mudah.Selain karena pengaruh asing,ada dua kubu internal pula yang
terbentuk.Satu kubu adalah menginginkan Italia menjadi negara
kerajaan.sementara kubu yang lain ingin menjadikan Italia sebagai negara
republik.Kedua kubu sempat bertikai dan menyebabkan Austria semakin banyak
mengambil peran sehingga akhirnya kedua kubu terkalahkan.Merasa bahwa tidak
mungkin mengalahkan Austria secara sendiri-sendiri,kubu liberal (di bawah
kekuasaan kerajaan Sardinia) meminta bantuan negara Prancis.Awalnya Prancis
bersedia membantu kubu liberal dalam mengusir Austria.Namun di tengah
perjuangan pasukan Prancis memilih mundur.
Dengan
sisa pasukan liberal yang ada,penguasa Austria bisa di kalahkan.Otomatis
wilayah utara semenanjung Italia menjadi daerah kekuasaan kubu
liberal.Sementara kaum republika menyerang negara Paus dengan bantuan negara
Prussia.Prussia terlibat perang dengan Austria dan menjanjikan daerah Venezia
bila Italia mau membantu prussia.Italia tidak menyia-nyiakan kesempatan
tersebut dan langsung mengerahkan pasukannya untuk menggempur pasukan
Austria.Italia pun sering kalah dalam medan perang,namun kendati demikian
pasukan Prussia sukses memaksa pihak Austria menyerah dan membiarkan Venezia
menjadi bagian negara kerajaan Italia.
Tahun
1870,Prussia kembali terlibat perang dengan Prancis.Saat perang berlangsung
sengit Pemerintah Prancis terpaksa memanggil pasukannya yang masih ada di
Roma.Situasi tersebut lantas di manfaatkan oleh Italia untuk menginvasi negara
Paus yang berakhir dengan kekuasaan pihak Italia menduduki kota Roma dan
sekitarnya .Roma kemudian dijadikan ibukota baru kerajaan Italia pada tahun
1871.Dengan jatuhnya Venezia dan Roma ke tangan Italia,seluruh semenanjung pun
benar-benar bersatu menjadi satu negara.
D.
Perjuangan Penyatuan Jerman
Perang
Dingin (1945-1990) telah membelah Jerman menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur.
Sejak berakhirnya perang tersebut keduanya berupaya untuk bersatu dan
ber-rekonsiliasi. Upaya itu akhirnya berhasil, namun bukan tanpa perjuangan
yang panjang dan berliku. Tak mengherankan perjuangan rakyat Jerman telah
menjadi pelajaran penting bagi rakyat di banyak negara dalam hal penyelesaian
persoalan masa lalu guna mencapai rekonsiliasi.
Menjelang
tahun 1990-an, Jerman Timur dilanda isu tentang keterbukaan dan
restrukturisasi ekonomi.. Terjadi karena
kemerosotan ekonomi JermanTimur yang
berbanding terbalik dengan pesatnya perkembanganperekonomian
Jerman Barat. Hal ini memunculkan gerakan yang bertujuan untuk menyatukan kedua
Jerman tersebut. Reunifikasi ini sebenarnya tampak saat 4 November 1989 lebih dari 500.000 orang
Jerman Timur berdemonstrasi di
Berlin Timur. Peristiwa
ini disusul dengan bubarnya Kabinet
Jerman Timur dan Politbiro Partai
Komunis sebagai lembaga tertinggi
di Jerman Timur.
Namun
ide untuk penyatuan Jerman secara resmi pertama kali muncul pada pertemuan Ottawa
yang diikuti pejabat
tinggi Jerman Barat
dan Jerman Timur
serta empat negara pemenang perang
dunia II (
Amerika Serikat, Uni
Soviet, Inggris, dan
Prancis ) yang dikenal dengan sebutan rumusan Dua Plus
empat . Pada 14 Februari 1990 kanselir Helmut Kohl dan rekannya di Jerman Timur
Hans Modrow setuju untuk mempersiapkan disatukannya mata uang
dan ekonomi kedua
negara. Akhirnya pada
24 Februari 1990
ditetapkan penyatuan ekonomi dan
moneter yang ditindaklanjuti dengan
menetapkan Deutsche Mark sebagai mata uang jerman.
Selain bidang
ekonomi, bidang militer
pun menjadi sasaran
penyatuan Jerman
selanjutnya. Pada 16
Juli 1990 Moscow
menyetujui Jerman bersatu
bergabung bersama NATO. Seiring
dengan berbagai kesepakatan,
pada 13 Agustus
1990 parlemen Jerman menetapkan 23
Oktober 1990 sebagai
hari yang tepat
untuk penggabungan dua
Jerman. Usulan ini didukung
294 suara, 62
suara menolak, 7
suara abstain. Setelah
mengalami perjuangan panjang akhirnya pada 3 Oktober 1990, kedua Jerman
resmi bersatu ( Unifikasi ). Dan enam hari kemudian tembok Berlin yang
memisahkan kedua negara dirobohkan.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Paham
nasionalisme berkembang dari Eropa dan sejak abad ke-19 menyebar ke berbagai
negara di dunia, termasuk Indonesia.
Perkembangan
nasionalisme Eropa berlangsung ketika terjadi pergantian tatanan kehidupan
masyarakat, yaitu dari masyarakat feodal menuju masyarakat industri.
Perang
Krimea (1853–1856) adalah pertempuran yang terjadi antara kekaisaran Rusia
melawan sekutu yang terdiri dari Perancis, Britania Raya, Kerajaan Sardinia,
dan Kesultanan Utsmaniyah. Kebanyakan konflik terjadi di semenanjung Krimea,
dengan pertempuran lainnya terjadi di Turki barat dan laut Baltik.
Penyatuan
Italia dan Italia liberti dikenal dengan istilah unifikasi Italia.Semenanjung
Italia terdiri dari banyak negara di dalamnya,termasuk negara Italia
sendiri.Kekaisaran Romawi barat menjadi penguasa atas seluruh negara-negara di
semenanjung Italia hingga akhir abad ke 5.Setiap negara hanya di pimpin oleh
kaum bangsawan atau tuan tanah yang di anggap berpengaruh.
Perang
Dingin (1945-1990) telah membelah Jerman menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur.
Sejak berakhirnya perang tersebut keduanya berupaya untuk bersatu dan
ber-rekonsiliasi
DAFTAR PUSTAKA
Djaja,Wahjudi.2012.
Sejarah Eropa dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern.
Yogyakarta : Ombak
Adwinta,2012.
“Reunifikasi Jerman”
http://adwintaactivity.blogspot.com
diakses April 2012
Mirza,2012.
“Berakhirnya Perang Dingin”
http://mirza24.blogspot.com
diakses November 2012
Nurani, 2011. “ Sejarah
Palestina”
http://nuranifkmui.tumblr.com
diakses Mei 2011
______,2013. “Makna
Imperialisme dan Mazhab Ekonominya”
http://noztalgila.wordpress.com
diakses Oktober 2013
______,2010. “Perang
Krimea”
http://id.wikipedia.org/ diakses Februari 2010
______,2013. “Sejarah
Penyatuan Negara-Negara”
http://republik-tawon.blogspot.com
diakses Februari 2013
Tidak ada komentar :
Posting Komentar