Selasa, 07 Oktober 2014

PERKEMBANGAN NASIONALISME DI EROPA PADA ABAD 19

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita tak mengetahui persis kapan tepatnya ide nasionalisme ini muncul. Banyak yang beranggapan bahwa nasionalisme berkaitan erat dengan kekhasan etnis yang barangkali sama tuanya dengan sejarah. Sejak zaman kuno, kita menyaksikan manusia telah mencoba mengelompokkan dirinya dalam suatu hubungan sosial yang dibatasi oleh kesamaan budaya, bahasa, etnis maupun agama atau kepercayaan. Seperti komunitas awal Saxon, Angle dan Norman yang diyakini sebagai nenek moyang bangsa Inggris; Kerajaan Yamato (abad 4-7 M) dengan pemujaan dewi matahari Amaterasu sebagai asal muasal bangsa Jepang;1 dan sejarah Piasts (10-12 M) yang menjadi komponen munculnya Polandia sebagai sebuah bangsa.
Pada abad ke 19 ide nasionalisme baru diargumentasikan secara ilmiah. Adalah Johann Gottlieb Fichte (seorang filsuf Jerman) yang mengenalkan ide nasionalisme -sebagai doktrin ikatan kebangsaan- dalam karyanya “Addresses to The German Nation”.2 Secara etimologis, sebagaimana yang dijelaskan oleh Roger Griffin, nasionalisme berasal dari kata nation (bangsa) yang berasal dari bahasa latin natio. Kemudian istilah nasionalisme merujuk pada makna daya hidup “kekuasaan rakyat” baru yang di Prancis sanggup menumbangkan sebuah kerajaan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Paham Nasionalisme di Eropa pada Abad-19 ?
2. Bagaimana Peristiwa perang Krim (1854-1856) ?
3. Bagaimana Perjuangan Penyatuan Italia ?
4. Bagaimana Perjuangan Penyatuan Jerman ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Paham Nasionalisme di Eropa pada Abad-19
2. Untuk mengetahui Peristiwa perang Krim (1854-1856)
3. Untuk mengetahui Perjuangan Penyatuan Italia
4. Untuk mengetahui Perjuangan Penyatuan Jerman
BAB II
PEMBAHASAN
A. Paham Nasionalisme di Eropa pada Abad-19
Paham nasionalisme berkembang dari Eropa dan sejak abad ke-19 menyebar ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Secara etimologis nasionalisme berasal dari bahasa Inggris, yaitu nation yang artinya bangsa. Di Eropa paham nasionalisme dipicu oleh berbagai peristiwa, seperti terjadinya Revolusi Prancis, Revolusi Industri di Inggris, dan juga Revolusi Amerika. Beberapa tokoh seperti Hans Kohn, Lothrop Stoddard, dan Otto Bouer memberikan definisi tentang nasionalisme. Hans Kohn menyebutkan bahwa nasionalisme merupakan suatu paham yang menempatkan kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara dan bangsa. Lothrop Stoddard memandang nasionalisme sebagai suatu kepercayaan yang hidup dalam hati rakyat yang berkumpul menjadi suatu bangsa. Otto Bouer mengartikan paham nasionalisme muncul dikarenakan adanya persamaan sikap dan tingkah laku dalam memperjuangkan nasib yang sama, misal akibat adanya persamaan penderitaan dan kesengsaraan sebagai bangsa yang terjajah.
Dari pendapat-pendapat di atas, secara garis besar nasionalisme diartikan sebagai suatu paham atau kesadaran rasa kebangsaan sebagai bangsa yang didasarkan atas adanya rasa cinta kepada tanah air dalam mencapai, mempertahankan, mengabadikan identitas, dan integrasi kekuatan bangsanya.
Paham nasionalisme yang berkembang di Eropa tersebut pada perkembangan selanjutnya memberikan pengaruh terhadap tumbuh kembangnya nasionalisme di kawasan Asia-Afrika, khususnya di Indonesia. Paham nasionalisme di kawasan Asia-Afrika secara objektif didorong oleh berbagai faktor, di antaranya persamaan keturunan, bahasa, budaya, kesatuan politik, adat istiadat, tradisi, agama, dan lain-lain.
Konsep nasionalisme semakin berkembang dan menjadi wacana yang banyak mendapat perhatian, diperdebatkan dan dianut oleh berbagai negara di dunia setelah berlangsungnya Perang Dunia I. Negara-negara yang pertama menganut paham nasionalisme adalah Inggris, Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat. Masing-masing negara tersebut menyadari akan pentingnya semangat kebangsaan dengan didasarkan pada:
a. Keinginan untuk dapat bersatu dengan semangat kesetiakawanan yang tinggi
b. Adanya persamaan nasib;
c. Perasaan bersatu antara manusia dengan tempat tinggalnya.
Perkembangan nasionalisme Eropa berlangsung ketika terjadi pergantian tatanan kehidupan masyarakat, yaitu dari masyarakat feodal menuju masyarakat industri. Perubahan dan pergantian tersebut diawali dengan terjadinya Revolusi Industri di Inggris.Revolusi Industri ini pada akhirnya membawa masyarakat pada sistem kehidupan kapitalis dan liberalis.
a. Inggris
Semangat kebangsaan kembali dihidupkan oleh bangsa Inggris dengan diilhami oleh semangat kebangsaan Yahudi (Ibrani) yang berkembang di Palestina pada abad ke-1 SM. Nasionalisme Inggris yang tinggi dapat terlihat pada beberapa semboyannya, seperti Right or Wrong is My Country (Benar atau Salah, Inggris adalah tetap Negeriku), Rules Britania, English Rules the Waves (Menguasai Inggris, Inggris menguasai lautan), dan The White Man’s Burden (Tugas Suci Orang Kulit Putih). Melalui semboyan-semboyan tersebut, Inggris berusaha untuk menjadi bangsa yang kuat dan memiliki imperium yang luas di dunia. Nasionalisme di Inggris sejalan dengan konsepsi kemerdekaan perseorangan serta hak-hak asasi yang berkembang dalam kekuasaan demokrasi parlementer dan tertuang dalam piagam Bill of Right (1689).
b. Prancis
Perkembangan nasionalisme Eropa setelah Inggris terjadi di Prancis.Nasionalisme di Prancis banyak diilhami oleh Revolusi Amerika 1776 dan piagam Bill of Right, Inggris. Semangat nasionalisme Prancis diwujudkan bentuk Revolusi Prancis yang terjadi pada tahun 1789. Semangat nasionalisme dalam revolusi ini bertujuan untuk menolak absolutisme raja Prancis yang banyak melakukan tindakan sewenang-wenang dalam menjalankan kekuasaannya.
c. Jerman
Di Jerman semangat nasionalisme dikobarkan di bawah kepemimpinan Raja Friederich II, Otto Von Bismarck, dan Hitler. Berbagai propaganda dikumandangkan untuk mewujudkan semangat nasionalisme di Jerman, terutama dengan membentuk sikap warga Jerman yang merasa unggul jika dibandingkan bangsa lain. Hal ini salah satunya tampak pada politik Lebensrum Jerman pada masa Hitler.
d. Amerika Serikat
Amerika sebagai salah satu koloni Inggris mengobarkan semangat nasionalismenya berdasarkan semangat kemerdekaan, kebebasan, dan toleransi yang tertuang dalam Declaration of Independence (Pernyataan Kemerdekaan) tanggal 4 Juli 1776.
Selain negara-negara yang telah disebutkan di atas, nasionalisme dianut pula oleh Bangsa Slav, Italia, Jepang, dan lain-lain. Bangsa Slav mengobarkan semangat nasionalismenya melalui gerakan Pan Slavisme-nya yang bertujuan untuk membangun kejayaan dan kebesaran bangsa Slav. Begitu pula dengan Italia, mengumandangkan semangat nasionalismenya melalui semboyan Italia La Prima (Italia sebagai Kerajaan Dunia). Adapun Jepang sebagai satu-satunya negara di Asia mencoba untuk meniru mereka dengan semboyan Hakko Iciu. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan apabila dalam kurun waktu tersebut, Kolonialisme melanda di setiap penjuru dunia. Negara-negara Eropa saling bersaing untuk mewujudkan semboyan dengan mencari dan menanamkan kekuasaan di tanah jajahan ke kawasan Asia-Afrika, termasuk kepulauan Indonesia.
Pada awal pertumbuhannya, nasionalisme dalam kekuasaan feodal diwujudkan dalam bentuk rasa setia kepada raja, bangsawan, dan golongan gerejawan. Pada perkembangan selanjutnya, legitimasi kekuasaan seorang raja, bangsawan, dan gerejawan mulai terdesak dengan hadirnya golongan borjuis yang menguasai perdagangan dan industri. Dalam interaksinya, golongan borjuis ini menunjukkan sikap yang tidak mau terikat, mereka ingin bebas berusaha, bersaing, dan mengumpulkan keuntungan sebanyak mungkin. Lebih jauh lagi, semangat kebebasan persaingan ini kemudian melahirkan semangat liberalisme.
Semangat liberalisme ini memiliki pandangan bahwa suatu negara akan menjadi kuat bila timbul ambisi untuk mengembangkan negaranya. Upaya yang dilakukan untuk mencapai semua itu perlu didukung dengan angkatan perang yang kuat dan setelah merasa kuat, maka mereka berusaha mengembangkan diri ke wilayah lain dan terjadilah penjajahan.
B. Peristiwa perang Krim (1854-1856)
Perang Krimea (1853–1856) adalah pertempuran yang terjadi antara kekaisaran Rusia melawan sekutu yang terdiri dari Perancis, Britania Raya, Kerajaan Sardinia, dan Kesultanan Utsmaniyah. Kebanyakan konflik terjadi di semenanjung Krimea, dengan pertempuran lainnya terjadi di Turki barat dan laut Baltik. Perang Krimea kadang-kadang dianggap sebagai konflik modern pertama yang memengaruhi peperangan pada masa depan.Perang Krimean dikenal dengan nama yang berbeda. Di Rusia dikenal sebagai "Perang Oriental" (bahasa Rusia: Восточная война, Vostochnaya Voina), dan di Britania pada saat itu kadang-kadang dikenal sebagai "Perang Rusia".
Perang Krimean terkenal karena kesalahan logistik dan taktis pada kedua belah pihak. Namun, itu dianggap menjadi perang "modern"yang pertama, seperti "memperkenalkan perubahan-perubahan teknis yang memengaruhi tata peperangan dimasa depan," termasuk taktis penggunaan pertama kereta api dan telegraf.Hal ini juga terkenal bagi pekerjaan Florence Nightingale, yang mempelopori praktik keperawatan modern ketika merawat tentara Inggris yang terluka
Ketegangan Pra-pertempuran Konflik atas Tanah Suci
Rangkaian peristiwa yang membuat Perancis dan Inggris menyatakan perang terhadap Rusia pada tanggal 27 Maret dan 28 Maret 1854dapat dilacak pada peristiwa kudeta pada tahun 1851 di Perancis. Napoleon III mengirim duta besar untuk Kekaisaran Ottoman dan berusaha memaksa Ottoman untuk mengakui Perancis sebagai "penguasa yang berdaulat" di Tanah Suci.Rusia membantah perubahan "penguasa" baru di Tanah Suci. Merujuk pada dua perjanjian sebelumnya, yaitu tahun 1757 dan yang lain pada tahun 1774, Ottoman mengubah keputusan mereka sebelumnya, membatalkan perjanjian Perancis dan bersikeras bahwa Rusia adalah pelindung orang-orang Kristen Ortodoks di Kerajaan Ottoman.
Napoleon III menjawab dengan unjuk kekuatan, mengirimkan armada kapal Charlemagne ke Laut Hitam, yang merupakan pelanggaran terhadap Konvensi Selat London.Pamer kekuatan Prancis dikombinasikan dengan diplomasi dan uang yang agresif, memaksa Sultan Abdülmecid I untuk menerima perjanjian baru, mengakui Perancis dan Gereja Katolik Roma sebagai otoritas Kristen tertinggi di Tanah Suci dengan kontrol atas tempat-tempat suci Kristen dan memiliki hak atas Gereja Nativity, yang sebelumnya dipegang oleh Gereja Ortodoks Yunani.
Tsar Nicholas I kemudian mengirimkan angkatan perang korp ke-4 dan ke-5 di sepanjang Sungai Danube, dan menugaskan Count Karl Nesselrode, menteri luar negerinya, untuk melakukan pembicaraan dengan kekaisaran Ottoman. Nesselrode mengutarakan hal tersebut kepada Sir George Hamilton Seymour, Duta Besar Inggris di St Petersburg.
Florence Nightingale menyadari akan pentingnyasuatu pendidikan khusus perawat, saat itu adalah perang Krim di tahun 1854-1856antara Roma dan Turki, Nightingale membantu orang-orang dalam yangkorban perangdalam kesehatannya. Sehingga dia mendirikan suatu rumah sakit yang bernama ThomasHospital, dan medirikan sekolah yang bernama Nightingale Nursing School.Sehingga dengan adanya pemikiran dan pembangunan-pembangunan oleh Nigtingalemaka dia mengatur dan mendefinisikan system atau konsep-konsep dan teori keperawatan.
C. Perjuangan Penyatuan Italia
Penyatuan Italia dan Italia liberti dikenal dengan istilah unifikasi Italia.Semenanjung Italia terdiri dari banyak negara di dalamnya,termasuk negara Italia sendiri.Kekaisaran Romawi barat menjadi penguasa atas seluruh negara-negara di semenanjung Italia hingga akhir abad ke 5.Setiap negara hanya di pimpin oleh kaum bangsawan atau tuan tanah yang di anggap berpengaruh.
Seperti halnya di negara Italia tengah,yaitu negara paus yang ibukotanya berada di Roma.Akibatnya banyaknya negara-negara kecil dengan sistem pemerintahan yang tidak kuat,membuat stabilitas politik dan keamanan masing-masing negara sering mengalami gangguan.Terutama gangguan dari negara-negara asing yang ingin menguasai seluruh negara di semenanjung Italia.
Salah satu negara yang berambisi besar menguasai semenanjung Italia adalah Prancis.pada abad ke 18,Italian bagian utara jatuh ke tangan penguasa Prancis,Napoleon.Kemenangan Prancis membuat penguasa negara tersebut bebas membentuk negara boneka di dalamnya.
Negara-negara di bagian utara Italia itu antara lain adalah Venezia,Lombardy,Modena,parma,Sardinia, dan Tuscany.Namun di tahun 1815,kekuasaan Prancis di semenanjung Italia bagian utara melemah,di susul dengan mundurnya Napoleon sebagai pemimpin.Kemunduran Prancis membuat negara-negara di semenanjung utara bisa mendapatkan kemerdekaannya kembali.
Kedati Prancis mengaku kalah,namun seluruh negara di semenanjung Italia harus tunduk di bawah kekuasaan rival Prancis yakni kekaisaran Austria.Austria sendiri merupakan salah satu bagian dari negara adi daya Jerman yang turut memberi pengaruh besar terhadap peradaban dunia.Kebijakan tersebut membebani perasaan rakyat di semenanjung Italia.Adanya pengaruh bangsa lain di negara mereka membuat kehidupan rakyat terasa di atur dan di kekang oleh penguasa asing.
Akibatnya rakyat murka.dan ingin menyatukan seluruh negara di semenanjung Italia menjadi satu negara utuh.Sehingga pada abad ke 19 di bentuklah suatu organisasi yang diberi nama Corbanari.Tujuannya untuk mengkomodir keinginan rakyat yang ingin membentuk suatu negara utuh di semenanjung Italia.Organisasi Carbanari juga dibentuk untuk membentengi negara dari pengaruh yang lebih besar lagi dari bangsa asing.Italia bagian utara memang banyak di incar oleh negara-negara di dunia karena pasukan militer dan elit politik yang tangguh.Organisasi ini juga di lengkapi dengan tokoh-tokoh yang kemudian oleh bangsa Prancis di sebut pahlawan dalam sejarah unifikasi Italia.
Upaya memperjuangkan negara-negara di semenanjung Italia ini bukanlah perkara mudah.Selain karena pengaruh asing,ada dua kubu internal pula yang terbentuk.Satu kubu adalah menginginkan Italia menjadi negara kerajaan.sementara kubu yang lain ingin menjadikan Italia sebagai negara republik.Kedua kubu sempat bertikai dan menyebabkan Austria semakin banyak mengambil peran sehingga akhirnya kedua kubu terkalahkan.Merasa bahwa tidak mungkin mengalahkan Austria secara sendiri-sendiri,kubu liberal (di bawah kekuasaan kerajaan Sardinia) meminta bantuan negara Prancis.Awalnya Prancis bersedia membantu kubu liberal dalam mengusir Austria.Namun di tengah perjuangan pasukan Prancis memilih mundur.
Dengan sisa pasukan liberal yang ada,penguasa Austria bisa di kalahkan.Otomatis wilayah utara semenanjung Italia menjadi daerah kekuasaan kubu liberal.Sementara kaum republika menyerang negara Paus dengan bantuan negara Prussia.Prussia terlibat perang dengan Austria dan menjanjikan daerah Venezia bila Italia mau membantu prussia.Italia tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut dan langsung mengerahkan pasukannya untuk menggempur pasukan Austria.Italia pun sering kalah dalam medan perang,namun kendati demikian pasukan Prussia sukses memaksa pihak Austria menyerah dan membiarkan Venezia menjadi bagian negara kerajaan Italia.
Tahun 1870,Prussia kembali terlibat perang dengan Prancis.Saat perang berlangsung sengit Pemerintah Prancis terpaksa memanggil pasukannya yang masih ada di Roma.Situasi tersebut lantas di manfaatkan oleh Italia untuk menginvasi negara Paus yang berakhir dengan kekuasaan pihak Italia menduduki kota Roma dan sekitarnya .Roma kemudian dijadikan ibukota baru kerajaan Italia pada tahun 1871.Dengan jatuhnya Venezia dan Roma ke tangan Italia,seluruh semenanjung pun benar-benar bersatu menjadi satu negara.
D. Perjuangan Penyatuan Jerman
Perang Dingin (1945-1990) telah membelah Jerman menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur. Sejak berakhirnya perang tersebut keduanya berupaya untuk bersatu dan ber-rekonsiliasi. Upaya itu akhirnya berhasil, namun bukan tanpa perjuangan yang panjang dan berliku. Tak mengherankan perjuangan rakyat Jerman telah menjadi pelajaran penting bagi rakyat di banyak negara dalam hal penyelesaian persoalan masa lalu guna mencapai rekonsiliasi.
Menjelang tahun 1990-an, Jerman Timur dilanda isu tentang keterbukaan dan restrukturisasi   ekonomi.. Terjadi   karena   kemerosotan   ekonomi   JermanTimur    yang    berbanding    terbalik    dengan pesatnya perkembanganperekonomian Jerman Barat. Hal ini memunculkan gerakan yang bertujuan untuk menyatukan kedua Jerman tersebut. Reunifikasi ini sebenarnya tampak  saat 4 November 1989 lebih dari 500.000  orang  Jerman  Timur  berdemonstrasi  di  Berlin  Timur.  Peristiwa  ini  disusul  dengan bubarnya  Kabinet  Jerman Timur  dan Politbiro  Partai  Komunis sebagai lembaga  tertinggi di Jerman Timur.
Namun ide untuk penyatuan Jerman secara resmi pertama kali muncul pada pertemuan  Ottawa  yang  diikuti  pejabat  tinggi  Jerman  Barat  dan  Jerman  Timur  serta  empat  negara pemenang  perang  dunia  II  (  Amerika  Serikat,  Uni  Soviet,  Inggris,  dan  Prancis  )  yang dikenal dengan sebutan rumusan Dua Plus empat . Pada 14 Februari 1990 kanselir Helmut Kohl dan rekannya di Jerman Timur Hans Modrow setuju untuk mempersiapkan disatukannya mata   uang   dan   ekonomi   kedua   negara.   Akhirnya   pada   24   Februari   1990   ditetapkan penyatuan  ekonomi  dan  moneter  yang  ditindaklanjuti  dengan  menetapkan  Deutsche  Mark sebagai mata uang jerman.
Selain   bidang   ekonomi,   bidang   militer   pun   menjadi   sasaran   penyatuan   Jerman selanjutnya.  Pada  16  Juli  1990  Moscow  menyetujui  Jerman  bersatu  bergabung  bersama NATO.  Seiring  dengan  berbagai  kesepakatan,  pada  13  Agustus  1990  parlemen  Jerman menetapkan  23  Oktober  1990  sebagai  hari  yang  tepat  untuk  penggabungan  dua  Jerman. Usulan  ini  didukung  294  suara,  62  suara  menolak,  7  suara  abstain.  Setelah  mengalami perjuangan panjang akhirnya pada 3 Oktober 1990, kedua Jerman resmi bersatu ( Unifikasi ). Dan enam hari kemudian tembok Berlin yang memisahkan kedua negara dirobohkan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Paham nasionalisme berkembang dari Eropa dan sejak abad ke-19 menyebar ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.
Perkembangan nasionalisme Eropa berlangsung ketika terjadi pergantian tatanan kehidupan masyarakat, yaitu dari masyarakat feodal menuju masyarakat industri.
Perang Krimea (1853–1856) adalah pertempuran yang terjadi antara kekaisaran Rusia melawan sekutu yang terdiri dari Perancis, Britania Raya, Kerajaan Sardinia, dan Kesultanan Utsmaniyah. Kebanyakan konflik terjadi di semenanjung Krimea, dengan pertempuran lainnya terjadi di Turki barat dan laut Baltik.
Penyatuan Italia dan Italia liberti dikenal dengan istilah unifikasi Italia.Semenanjung Italia terdiri dari banyak negara di dalamnya,termasuk negara Italia sendiri.Kekaisaran Romawi barat menjadi penguasa atas seluruh negara-negara di semenanjung Italia hingga akhir abad ke 5.Setiap negara hanya di pimpin oleh kaum bangsawan atau tuan tanah yang di anggap berpengaruh.
Perang Dingin (1945-1990) telah membelah Jerman menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur. Sejak berakhirnya perang tersebut keduanya berupaya untuk bersatu dan ber-rekonsiliasi
DAFTAR PUSTAKA
Djaja,Wahjudi.2012. Sejarah Eropa dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern.
Yogyakarta : Ombak
Adwinta,2012. “Reunifikasi Jerman”
http://adwintaactivity.blogspot.com diakses April 2012
Mirza,2012. “Berakhirnya Perang Dingin”
http://mirza24.blogspot.com diakses November 2012
Nurani, 2011. “ Sejarah Palestina”
http://nuranifkmui.tumblr.com diakses Mei 2011
______,2013. “Makna Imperialisme dan Mazhab Ekonominya”
http://noztalgila.wordpress.com diakses Oktober 2013
______,2010. “Perang Krimea”
http://id.wikipedia.org/  diakses Februari 2010
______,2013. “Sejarah Penyatuan Negara-Negara”
http://republik-tawon.blogspot.com diakses Februari 2013



Tidak ada komentar :

Posting Komentar